Penulis : Rahmat Akbar ( Pendamping Desa Kecamatan Bambaira)
Selasa, 2 Juli 2025
Kalukunangka – Pemerintah Desa Kalukunangka hari ini sukses melaksanakan kegiatan Rembuk Stunting sebagai bagian dari upaya strategis dalam percepatan penurunan angka stunting. Kegiatan berlangsung di Balai Desa Kalukunangka dengan melibatkan lintas sektor dan partisipasi aktif masyarakat.
Rembuk ini dipimpin langsung oleh Kepala Desa Kalukunangka, Bapak Nurdin M, yang dalam arahannya menyampaikan pentingnya kolaborasi seluruh pemangku kepentingan dalam mengatasi persoalan stunting, mulai dari pencegahan, penanganan, hingga edukasi keluarga berisiko. Beliau menekankan bahwa kesehatan anak adalah pondasi utama pembangunan desa ke depan.
Hadir dalam kegiatan ini unsur Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Bhabinkamtibmas, dan Babinsa Desa Kalukunangka, yang turut memberikan dukungan terhadap program kesehatan masyarakat melalui pendekatan keamanan yang humanis serta pembinaan sosial.
Dari sektor kesehatan, dari Puskesmas Bambaira Bapak Heriansyah,SKM.M.Pd dan Mansur ,S.Gz Serta Bidan Desa hadir memberikan pemaparan mengenai data dan kondisi stunting di wilayah Kalukunangka, serta menyampaikan strategi intervensi gizi spesifik dan sensitif yang akan dilaksanakan bersama pemerintah desa dan kader.
Tak kalah penting, Hasil dan capain inputan Kader Pembangunan Manusia (KPM) ke aplikasi ehdw juga disampaikan hasil pendataannya baik keluarga berisiko stunting, Resti ,Bumil KEK serta menyelaraskan peran kader dan program kerja ke depan. Seluruh kader posyandu, kader kesehatan, dan kader PKK juga hadir secara aktif dalam diskusi dan perumusan rencana aksi.
Sebagai Pendamping Desa, Kami menyampaikan beberapa arahan sebagai penguatan dalam pelaksanaan rembuk stunting ini:
1. Rembuk Stunting adalah Forum Pengambilan Keputusan Tingkat Desa
Kegiatan ini bukan hanya sekadar seremonial, tetapi menjadi wadah untuk menyepakati bersama data keluarga berisiko stunting dan merumuskan rencana aksi yang akan dituangkan dalam RKPDes dan APBDes. Maka, hasil dari rembuk ini harus terdokumentasi dengan baik dan menjadi dasar kebijakan desa.
2. Konvergensi Program adalah Kunci
Penurunan stunting harus dilakukan secara terpadu dan lintas sektor. Tidak cukup hanya intervensi dari sektor kesehatan, tapi harus melibatkan semua, mulai dari sektor pendidikan, infrastruktur, pangan, dan perlindungan sosial.
3. Peran Kader Sangat Vital
Kader di desa—baik kader kesehatan, posyandu, maupun PKK—adalah ujung tombak. Mereka yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Oleh karena itu, hasil pemetaan dan masukan dari para kader sangat menentukan arah intervensi kita.
4. KPM sebagai Koordinator Data dan Rencana Aksi
KPM (Kader Pembangunan Manusia) perlu memastikan bahwa data keluarga berisiko sudah akurat dan menjadi dasar perencanaan. Intervensi harus diarahkan tepat sasaran, termasuk bagi ibu hamil, balita, dan remaja putri Melalui aplikasi ehdw ( Elektronik Human Development Worker).
5. Monitoring dan Evaluasi Wajib Dilakukan
Jangan hanya berhenti pada perencanaan. Perlu ada pemantauan secara rutin terhadap perkembangan gizi anak, kegiatan kader, dan pelaksanaan program yang sudah dibiayai oleh dana desa.
6. Anggaran Desa Bisa dan Harus Dimanfaatkan
Pemerintah desa dapat mengalokasikan dana desa untuk kegiatan sensitif dan spesifik terkait penurunan stunting sesuai Permendes dan regulasi yang berlaku. Ini penting agar kegiatan tidak hanya berhenti di forum ini saja, tapi benar-benar berjalan di lapangan.
Jumlah peserta yang hadir sebanyak 51 orang, terdiri dari 18 laki-laki dan 33 perempuan, yang berasal dari unsur pemerintahan desa, tenaga kesehatan, aparat keamanan, dan masyarakat.
Dalam forum tersebut disepakati beberapa poin penting, antara lain:
Penetapan data keluarga berisiko stunting sebagai dasar intervensi;
Integrasi program penurunan stunting ke dalam RKPDes /APBDES
Penguatan peran kader dalam edukasi keluarga dan pemantauan gizi balita;
Peningkatan koordinasi lintas sektor secara berkelanjutan.
Penambahan Insentif Kader POSYANDU
Rembuk stunting ini menjadi bukti nyata komitmen Desa Kalukunangka dalam menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Dengan semangat gotong royong dan kebersamaan, Desa Kalukunangka terus melangkah menuju desa sehat dan bebas stunting.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar